Tidak 100% Bebas

Manusia itu sebenernya nggak punya pilihan bebas. Tanpa disadari kita sebenarnya 100% terkondisi. Persepsi dan nilai-nilai yang kita anut itu karena kondisioning.

Pernah nggak kita pergi ke suatu daerah dan mencicip masakan tradisional daerah tersebut dan rasanya nggak cocok di lidah? Tapi penduduk lokal disana doyan dengan makanan itu. Nah ini contoh kondisioning. "Selera" dalam hal ini terkondisi, bukan pilihan murni kita.

Kita bisa milih hari ini mau makan apa, tapi kita nggak bisa menentukan mau menyukai makanan apa.

Begitu juga pada hal-hal lain, termasuk perihal "baik dan jahat".

Manusia jadi baik atau jahat itu juga karena kondisioning. Kalau kita berada dalam kondisi yang kurang lebih sama seperti Ferdy Sambo, kita bakal melakukan hal yang kurang lebih sama kok.

Menurut saya, pada hakikatnya nggak ada orang yang baik dan jahat. Yang ada adalah perbedaan kondisioning sehingga membuat ada perbedaan nilai-nilai mengenai apa yang harus dilakukan.

Bunda Theresa, Adolf Hitler, bertindak sesuai kondisioningnya masing-masing, dan semuanya alamiah. Kejahatan, kebaikan, semuanya human nature.

Kalau begitu apakah orang jahat tidak selayaknya dihukum, dan orang baik tidak selayaknya diberi pujian? Nggak gitu juga.

"Hukuman" dan "pujian" itu cuma konsekuensi perbuatan, bukan penghakiman hakiki terhadap nilai-nilai.

Misalnya ada air hujan jatuh dari langit. Ini natural, bukan maunya air jatuh ke bawah. Airnya menimpa genteng yang bocor, dan masuk ke dalam rumah mengenai alat elektronik dan alatnya jadi rusak. Airnya tidak salah. Semuanya natural, sesuai kondisioningnya. Tapi air mendapatkan konsekuensinya. Airnya dibersihkan, dikeringkan, "dimusnahkan" dari lantai dan rumah supaya ruangan kembali kering. Ini konsekuensi, bukan "penghakiman" atas kesalahan air.

Konsekuensi perbuatan itu akan selalu ada, tapi hal itu bukan penghakiman bahwa kita salah atau benar secara nilai-nilai. Karena alam semesta itu kan bebas nilai.

Semisal kamu bunuh orang, maka keluarga korban yang dibunuh itu bakal dendam dan mengejar dirimu. Ini konsekuensi. Kalaupun kamu punya kuasa untuk melarikan diri, maka keluarga orang tersebut tetap akan dendam turun-temurun. Tetap akan ingat selalu. Orang lain yang tidak terlibat akan ikut membencimu karena berpikir "ini bisa juga terjadi pada keluargaku". Oleh karena itu, secara alamiah manusia menciptakan suatu sistem hukum. Ini berevolusi terus menerus sampai terjadilah peradaban yang kompleks seperti sekarang.

Begitu juga perihal reward atas perbuatan baik.

POV :

- Kita bisa milih hari ini mau makan apa, tapi kita nggak bisa menentukan mau menyukai makanan apa.

- Ferdy Sambo bisa memilih mau membunuh Brigadir J atau tidak, tapi dia tidak bisa memilih sifat dan kondisioning dia.

Show Comments

Sering Dibaca